Senin, 04 Juli 2011

DAKWAH PADA MASA BANI ABBASYYIAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada masa daulah abbasiyyah ( 750 M – 1258 M ) ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat pesat dan sekaligus berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan.
Dan pada masa dinasti abbasiyyah kekayaan Negara banyak digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan , sehingga muncul 800 orang ahli kedokteran selain itu dana tersebut juga dimanfaatkan untuk keperluan sosial, pembangunan rumah sakit, lembaga pendidikan dan farmasi.
Namun umat islam pada masa dinasti ini mampu menyebarkan agama sampai keseluruh dunia, dan disamping itu pula umat islam menyiarkan agama di dalam negri sendiri dengan mendirikan lembaga - lembaga pendidikan madrasah, membangun mesjid, menulis ilmu – ilmu agama dan lain – lain.
Dan dalam pembahasan ini akan di bahas mengenai perjalanan dakwah pada masa dinasti abbasiyyah .

B. Rumusan masalah
a. Bagaimana asal – usul dinasti abbasiyyah .
b. Bagaimana pendekatan unsur – unsur dakwah pada masa dinasti abbasiyyah.

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui asal – usul dinasti abbasiyyah.
b. Untuk mengetahui unsur – unsur dakwah pasa masa dinasti abbasiyyah.





BAB II
PEMBAHASAN

1. Asal – usul dinasti abbasiyyah

Dinasti abbasiyyah berdiri pada tahun 132 H / 750 M. dan dinamakan dinasti abbasiyyah karna para pendiri dan para khalifahnya merupakan keturunan dari abbas bin abdul mutalib, atau paman nabi Muhammad SAW.
Dinasti abbasiyyah merupakan kelanjutan dari dinasti umayyah yang berakhir setelah marwan II ( khalifah bani umayyah ) yang meninggal pada bulan zulhijjah 132 H / 750 M. dan dinasti abbasiyyah didirikan oleh Abu Abbas As – Saffah, Abbas As – Saffah memerintah sejak tahun 132 H / 750 M., hingga tahun 136 H /750 M. dan dinasti ini berkuasa cukup lama , dan khalifah demi khalifah silih berganti memerintah.serta dalam kekuasaan dinastinya, pusat pemerintahan di pindahkan ke kufah dan akhirnya ke Bagdad, sampai runtunya dinasti abbasiyyah.
Pada masa dinasti abbasiyyah ini, wilayah pemerintahan islam meliputi wilayah yang telah di perintah oleh dinasti umayyah, dan sehingga meliputu wilayah turki, ameria, sekitar laut kaspia ( sekarang wilayah rusia ) bagian barat India asia tengah dan wilayah perbatasan cina sebelah barat.
Dinasti abbasiyyah merupakan dinasti yang sangat terkenal peduli terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan peradanban islam.

2.Pendekatan unsur – unsur dakwah

Kekuasaan dinasti abbasiyyah berkuasa cukup lama, yakni dari tahun 132 H / 750 M. hingga tahun 656 H / 1258 M, selama itu dinasti abbasiyyah di pimpin oleh khalifah yang silih berganti dan struktur dakwah pada masa dinasti abbasiyyah meliputi unsur – unsur dakwah sebagai berikut :

a. Da’i
Pendiri dinasti abbasiyyah didirikan oleh Abu Abbas As- Saffah : beliau memerintah semenjak tahun 132 H / 750 M hingga tahun 656 H / 1258 M, beliau bersifat al – ulama wa al – umaro, karena selain sebagai ulama, beliau juga sebagai pemimpin Negara yang Agung. Setelah abu abbas meninggal, pemerintahan dilanjutkan oleh saudaranya, Abu Ja’far Al- Mansur (754 – 775) setelah pemerintahan Abu Ja’far berakhir, pemerintahan silih berganti di pimpin oleh 35 khalifah : Abu Abdullah Muhammad Al- Mahdi 158 -169 H. Abu Muhammad Musa Al – Madi 169-160 / 785- 786 H, Abu Ja’far Harun Ar- Rasyid 169- 170/ / 785- 786 H. Abu Musa Muhammad Al- Amin 193-198 /809- 813 H, Abu Jafar Abdullah Al – Makmun 198- 218 / 813 -833. dan lain- lain.

Dan Khalifah pada masa kekuasaan dinasti abbasiyyah yang termansyur adalah khalifah harun ar- rasyid.

b. Mad’u
Kondisi mad’u pada masa dinasti abbasiyyah merupakan mad’u ijabah, yang mana berkuasa setelah mengalahkan peradaban dinasti umayyah dan berhasil menguasai daerah – daerahnya, yang penduduk wilayah umayyah merupakan mayoritas sudah mengenal islam, tetapi penerapan islamnya belum teratur, namun tidak banyak pula mad’u ( orang – orang yang belum mengenal islam sebelumnya, hal ini karena wilayah kekuasaan y;ang dimiliki dinasti ini cukup luas, dan karna terkenalnya dinasti abbasiyyah sebagai pusat ilmu pengetahuan maka tidak pula masyarakat muslim maupun non muslim yang berdatangan dari wilayah – wilayah luar abbasiyyah, jadi dalam priode ini umat dakwah termasuk mad’u ijabah dan mad’u ummah.

c. Materi
Materi yang diterapkan pada masa dinasti abbasiyyah meliputi akidah, syari’ah dan muamalah, akidah ,syari’ah dan muamalah yang telah diterapkan pada masa ( dinasti umayyah direrapkan pula di dinasti abbasiyyah, namun lebih di perkuat ( dipermantap ). Akidah yaitu dengan ditanamkannya kepercayaan / akidah islam, misalnya tentang rukun islam.adapun syari’ah yaitu dengan diajarkannya cara- cara menyucikan diri juga berkembang ilmu fiqih ( ilmu yang mempelajari hukum islam ) membaca al – quran.sedangkan muamalah yaitu dengan kekayaan begara yang malimpah sebagai akibat dari kemajuan di bidang ekonomi perdagangan pertanian dan perpajakan digunakan oleh khalifah untuk pembangunan baik fisik, maupun non fisik, pembangunan fisik : pembangunan kota Bagdad, bangunan- bangunan megah, tempat – tempat peribadatan sarana pendidikan , kesehatan dan perdagangan, pembangunan non fisik pengembangan ilmu pengetahuan di bidang penerjemah.

d. Metode
Metode yang digunakan pada masa dinasti abbasiyyah diantaranya adalah sebagai berikut :
• Metode silaturahmi, ( home visit )
Pada masa dinasti abbasiyyah kaum muslim termasuk para cendikiawan banyak melakukan kunjungan ke berbagai pelosok dunia, seperti India, malaisya , cina dll.
• Metode missi ( bi’tsah )
Penyebaran agama islam ke berbagai wilayah atau pelosok dilakukan dengan cara mengutus seorang da’i.
• Metode ceramah
Metode ceramah adalah matode yang dilakukan untuk menyampaikan pesan – pesan dakwah dengan cara lisan, para ulama berdakwah dengan cara ceramah yang di lakukan di mesjid – mesjid dan istana.
• Metode karya tulis
Pada masa dinasti abbasiyah telah bermunculan ulama- ulama hadis terkenal dengan kitab – kitab hadis yang mereka susun.
• Metode diskusi
Untuk menjalin hubungan yang akrab dengan para ulama, ahli hukum, hakim dan seniman, mereka saling berdiskusi.
• Metode konseling
Para ulama mengajarkan membaca al – quran, kajian kitab, bagi yang belum mengetahuinya.
• Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan Tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pemikiran seseorang dalam memahami atau menguasai materi dakwah di samping itu juga untuk merangsang perhatian mad’u, mad’u juga dapat mengajukan pertanyaan yang belum di kuasai, sehingga akan terjadi hubungan timbal - balik antara da’i dan mad’u .
serta para da’i yang ingin memperdalam ilmunya, pergi keluar daerah untuk menuntut ilmu kepada seseorang atau beberapa orang ahli dalam bidangnya masing - masing.
• Metode keteladanan
Para khalifah dinasti abbasiyyah memiliki sikap sopan santun, menggunakan akal dari pada emosi, murah hati dan dermawan, karena kepribadian para khalifah maka banyak orang yang berbondong- bondong masuk islam.
• Metode propaganda
Metode propaganda adalah suatu upaya untuk menyiarkan islam dengan cara mempengaruhi dan mambujuk massa atau mad’u . metode ini jelas digunakan yaitu untuk mempengaruhi atau membujuk orang – orang non muslim untuk masuk dan memeluk agama islam.
• Metode kelembagaan
Pada dinasti abbasiyyah telah membangun gedung – gedung di sepanjang jlan munuju mekkah, membangun kolam dan sumur untuk kepentingan kafilah di jalur yang dilalui para pedangang, memperluas masjid di madinah, memperbaiki system pembayaran pos tiap mil, menambah pelayanan pos antara mekkah dan madinah, serta yaman, dan membuat benteng – benteng pertahanan untuk kota – kota.
• Metode pendidikan
Mendorong dan mamfasilitasi system pendidikan dengan munculnya madrasah nidzamul dan madrasah nidzamiyyah. Dari madrasah – madrasah inilah lahirlah ulama – ulama besar.
• Metode korespondensi
Penyebaran agama islam ke berbagai wilayah dilakukan dengan cara mengirim surat atau melakukan perjanjian damai, apabila ada yang memberontak atau tidak menerimanya , maka dilakukan jihad atau peperangan.
• Metode cerita / kisah
Para ulama memberikan penjelasan tentang kandungan ayat – ayat Al – Qur’an, sebab – sebab turunya, hukum – hukum yang terkanduang dalam ayat – ayat Al- Qur’an, dan kisah – kisah umat terdahulu.2

e. Media
Media yang digunakan pada masa dinasti abbasiyyah diantaranya adalah sebagai berikut :
• Mesjid.
Mesjid – mesjid di bagdad, bahsrah, kufah, dan lainnya dipenuhi oleh para ulama , penceramah, ahli hadis, dan lainnya. Mereka memiliki pengaruh besar dalam pencerahan iman masyarakat.

• Lembaga pendidikan
Sekolah – sekolah penuh dengan kajian ilmiah, kajian kitab, membaca Al- Qur’an, meriwayatkan hadis, dan lain – lain.

Juga didirikan maktab/ kuttab, yaitu lembaga pendidikan terendah, tempat anak – anak mengenal dasar – dasar bacaan, tulisan, dan hitungan. Dan tempat para remaja belajar dasar – dasar ilmu agama, seperti tafsir, hadis, fiqih, dan bahasa.

• Lembaga / kantor ( pemerintahan )
‘’ Baitul Hikmah’’ diperluas menjadi perguruan tinggi, perpustakaan, dan penelitian. Lembaga ini memiliki tibauan buku dalam berbagai disiplin ilmu. Khalifah juga mendirikan majelis Al – Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah – masalah keagamaan yang diselenggarakan di rumah – rumah, mesjid – mesjid , dan istana.

• Media cetak
Banyaknya buku – buku yang di cetak, antara lain buku filsafat, farmasi dan kimia, matematika, sejarah dan geografi.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini dapat di simpulkan bahwa pada masa dinasti abbasiyyah, ajaran islam , ilmu pengetahuan , peradaban dan kebudayaan berkembang lebih maju, bila dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Dan pada masa dinasti abbasiyyah ini ada beberapa unsur- unsur dakwah dalam perjalanan dinasti abbasiyyah di antaranya : da’i, mad’u , materi, metode, dan media.

a. Da’i ( Al – Ulama Wa Al- Umara dan Al – Ulama )
b. Mad’u ( Ijabah dan Ummah )
c. Materi ( Akidah , Syariah, dan Muamalah )
d. Metode : Metode Ceramah, Diskusi, Konseling, Silaturahim, Karya tulis, Keteladanan, Cerita / kisah, Missi, Pendidikan, Tanya jawab, Kelembagaan, Korespondensi, dan Propanganda.
e. Media : Mesjid, Lembaga Pendidikan, Lembaga / kantor ( Pemerintahan ) dan Media Cetak.

.
B. Saran
Dengan demikian kita bisa mengetahui perjalanan dakwah pada masa dinasti abbasiyyah, mudah – mudahan bisa menjadi pelajaran bagi kita, serta dengan dipaparkanya makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya yang membaca makalah ini, dan masih banyak kekurangan dalam makalah ini tentunya kritiak dan saran yang sifatnya membangun santat di butuhkan untuk memperbaiki makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA


Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Erlangga, 2004.
Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana 2007.
Ali Mufrodi, Islam Dikawasan Kebudayaan Arab, Jakarta : Logos, Cet. 1, 1997.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Raja Grafindo, Cet. 1, 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar